Tampilkan postingan dengan label Renungan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Renungan. Tampilkan semua postingan

Jumat, 02 April 2010

Yang patut direnungkan


ketika sahabat sering banyak masalah dan dihinggapi stres,apa yang sobat lakukan...
Mungkin sahabat berfikir untuk mengatasi masalah dengan instan?
atau sahabat langsung gantung diri or minum baygon?
oh jangan sobat.
Sebenarnya tuhan itu adil kok.
Saya ingin sahabat berfikir sejenak,kenapa Tuhan memberikan cobaan/musibah pada kita?

Apakah untuk menguji kita apakah kita kuat, beriman,dan bertaqwa?,apakah untuk menciptakan pribadi kita menjadi lebih kuat?,atau memang kita pernah berbuat salah di waktu sebelumnya sehingga Tuhan yang maha adil menghukum kita setimpal dengan apa yang kita lakukan?
jawabannya terserah pada sahabat sendiri.Saat para teman saya menghibur saya karena tertimpa musibah,mereka pasti bilang "INI SEMUA COBAAN TUHAN atau INI PASTI UNTUK MENGUJI KAM.."
Tapi saya berfikir,kenapa Tuhan mencoba sesuatu atau menguji?bukannya Tuhan maha tahu?
lalu apa tujuan cobaan itu sesungguhnya?

yah itu terserah sobat.Tinggal sahabat yang menentukan :) saya cuma memberikan penalaran :)
.oh ya sobat,kalo sobat kena musibah apa yang sobat lakukan?setiap orang pasti pernah kena musibah entah itu besar atau kecil.Bila saya terkena musibah,saya mungkin melakukan hal berikut :

1.Berusaha melupakan dengan hobi saya ex: bloging,blogwalking,main game on-line,jalan-jalan
2.merenung sejenak kenapa saya dapat musibah,dan apa alasannya?
3.Mencoba mendapatkan jalan keluar dengan merenung tadi
4.Berdoa ( yang ini wajib)
5.Tanya or curhat pada teman.

yah saya mengucapkan bela sungkawa pada teman2 kita yang masih tidur di tenda pengungsian akibat gempa,kepada sahabat yang kelaparan di Afrika,Kepada sahabat yang kehilangan sesuatu yang berharga...

faktanya,bila para negara maju yang berperang mengalihkan dananya untuk perang demi memberikan pangan kepada orang yang kelaparan,maka jumblah penduduk yang kelaparan akan berkurang drastis.(iya kan,dari pada buat perang mendingan buat riset pangan)




Faktanya ada 1 miliyar orang kelaparan..sunguh menabjukan memang.1 dari 6 penduduk dunia kelaparan.Bagi teman yang masih mengeluh rasa makanan yang tidak enak yang dimasak keluarga sahabat,coba ingat fakta ini.

yang lebih miris lagi,masalah global warming.Beberapa Para petinggi negara seperti tutup mata ,tutup mulut dan tutup telinga akan hal ini.Bayangkan akibat dari global warming yang nyata ada di depan mata.

Faktanya masih ada yang menyangkal terjadi global watming.Apa mereka ga pernah baca koran?apa mereka ga pernah denger berita? apa memang mereka buta dan tuli? mungkin satu yang mereka ga miliki yaitu otak atau nurani.

bayangkan akibat dari global warming sobat.....
es mencair dikutub dan daratan semakin tenggelam,flora dan fauna kehilangan habitat mereka dan punah,Kanker dan penyakit lainnya berkembang,dunia semakin dekat dengan kehancuran..cuma satu yang diuntungkan yaitu orang yang kikir dan tamak.

saya menulis artikel ini murni untuk mengingatkan para petinggi negara yang belum tertutup mata dan telinganya alias budek and buta..

STOP WAR AND STOP GLOBAL WARMING

may god punish u or bless u..
 
sumber: http://putraunj.blogspot.com/2009/12/ketika-sahabat-sering-banyak-masalah.html
 

Tersenyum dengan hati ( kisah bermakna)

Kisah di bawah ini adalah kisah yang saya dapat dari milis alumni Jerman, atau warga Indonesia yg bermukim atau pernah bermukim di sana. Demikian layak untuk dibaca beberapa menit, dan direnungkan seumur hidup.

Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya. Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama 'Smiling.' Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan memberikan senyumnya kepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi mereka. Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikan didepan kelas. Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir,tugas ini sangatlah mudah.


Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anak bungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergi kerestoran McDonald's yang berada di sekitar kampus. Pagi itu udaranya sangat dingin dan kering. Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian, saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambil mencari tempat duduk yang masih kosong.

Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiap orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang yang semula antri dibelakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian.

Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihat mengapa mereka semua pada menyingkir...?

Saat berbalik itulah saya membaui suatu 'bau badan kotor' yang cukup menyengat, ternyata tepat di belakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil! Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali.

Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang lebih pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang 'tersenyum' kearah saya. Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam, tapi juga memancarkan kasih sayang. Ia menatap kearah saya, seolah ia meminta agar saya dapat menerima 'kehadirannya' ditempat itu.

Ia menyapa 'Good day!' sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung beberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan. Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh saya 'tugas' yang diberikan oleh dosen saya. Lelaki kedua sedang memainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya. Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental, dan lelaki dengan mata biru itu adalah 'penolong'nya. Saya merasa sangat prihatin setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu kini hanya tinggal saya bersama mereka,dan kami bertiga tiba2 saja sudah sampai didepan counter.

Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin saya pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan. Lelaki bermata biru segera memesan 'Kopi saja, satu cangkir Nona.' Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh mereka (sudah menjadi aturan direstoran disini, jika ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membeli sesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan badan.

Tiba2 saja saya diserang oleh rasa iba yang membuat saya sempat terpaku beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu2 lainnya, yang hampir semuanya sedang mengamati mereka.. Pada saat yang bersamaan, saya baru menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga sedang tertuju ke diri saya, dan pasti juga melihat semua 'tindakan' saya.

Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk ketiga kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyum dan minta diberikan dua paket makan pagi (diluar pesanan saya) dalam nampan terpisah.

Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke meja/tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan lainnya berjalan melingkari sudut kearah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu untuk beristirahat. Saya letakkan nampan berisi makanan itu di atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapak tangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil saya berucap 'makanan ini telah saya pesan untuk kalian berdua.'

Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai basah ber-kaca2 dan dia hanya mampu berkata 'Terima kasih banyak, nyonya.' Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya saya berkata 'Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian, Tuhan juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ketelinga saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian.' Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan memeluk lelaki kedua sambil terisak-isak. Saat itu ingin sekali saya merengkuh kedua lelaki itu.

Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan meninggalkan mereka dan bergabung dengan suami dan anak saya, yang tidak jauh dari tempat duduk mereka. Ketika saya duduk suami saya mencoba meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata 'Sekarang saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku, yang pasti, untuk memberikan 'keteduhan' bagi diriku dan anak-2ku!' Kami saling berpegangan tangan beberapa saat dan saat itu kami benar2 bersyukur dan menyadari, bahwa hanya karena 'bisikanNYA' lah kami telah mampu memanfaatkan 'kesempatan' untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang lain yang sedang sangat membutuhkan.

Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akan meninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya, mereka satu persatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin 'berjabat tangan' dengan kami. Salah satu diantaranya, seorang bapak, memegangi tangan saya, dan berucap 'Tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang mahal bagi kami semua yang berada disini, jika suatu saat saya diberi kesempatan olehNYA, saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkan tadi kepada kami.'

Saya hanya bisa berucap 'terimakasih' sambil tersenyum. Sebelum beranjak meninggalkan restoran saya sempatkan untuk melihat kearah kedua lelaki itu, dan seolah ada 'magnit' yang menghubungkan bathin kami, mereka langsung menoleh kearah kami sambil tersenyum, lalu melambai-2kan tangannya kearah kami. Dalam perjalanan pulang saya merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orang tunawisma tadi, itu benar2 'tindakan' yang tidak pernah terpikir oleh saya. Pengalaman hari itu menunjukkan kepada saya betapa 'kasih sayang' Tuhan itu sangat HANGAT dan INDAH sekali!

Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan 'cerita' ini ditangan saya. Saya menyerahkan 'paper' saya kepada dosen saya. Dan keesokan harinya, sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil dosen saya ke depan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata, 'Bolehkah saya membagikan ceritamu ini kepada yang lain?' dengan senang hati saya mengiyakan. Ketika akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dari kelas untuk membacakan paper saya. Ia mulai membaca, para siswapun mendengarkan dengan seksama cerita sang dosen, dan ruangan kuliah menjadi sunyi. Dengan cara dan gaya yang dimiliki sang dosen dalam membawakan ceritanya, membuat para siswa yang hadir di ruang kuliah itu seolah ikut melihat bagaimana sesungguhnya kejadian itu berlangsung, sehingga para siswi yang duduk di deretan belakang didekat saya diantaranya datang memeluk saya untuk mengungkapkan perasaan harunya.

Diakhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanya dengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis diakhir paper saya. 'Tersenyumlah dengan 'HATImu', dan kau akan mengetahui betapa 'dahsyat' dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu.'

Dengan caraNYA sendiri, Tuhan telah 'menggunakan' diri saya untuk menyentuh orang-orang yang ada di McDonald's, suamiku, anakku, guruku, dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagai mahasiswi. Saya lulus dengan 1 pelajaran terbesar yang tidak pernah saya dapatkan di bangku kuliah manapun, yaitu: 'PENERIMAAN TANPA SYARAT.'

Banyak cerita tentang kasih sayang yang ditulis untuk bisa diresapi oleh para pembacanya, namun bagi siapa saja yang sempat membaca dan memaknai cerita ini diharapkan dapat mengambil pelajaran bagaimana cara MENCINTAI SESAMA, DENGAN MEMANFAATKAN SEDIKIT HARTA-BENDA YANG KITA MILIKI, dan bukannya MENCINTAI HARTA-BENDA YANG BUKAN MILIK KITA, DENGAN MEMANFAATKAN SESAMA!

Jika anda berpikir bahwa cerita ini telah menyentuh hati anda, teruskan cerita ini kepada orang2 terdekat anda. Disini ada 'malaikat' yang akan menyertai anda, agar setidaknya orang yang membaca cerita ini akan tergerak hatinya untuk bisa berbuat sesuatu (sekecil apapun) bagi sesama yang sedang membutuhkan uluran tangan-Nya!

Orang bijak mengatakan: Banyak orang yang datang dan pergi dari kehidupanmu, tetapi hanya 'sahabat yang bijak' yang akan meninggalkan JEJAK di dalam hatimu.

Untuk berinteraksi dengan dirimu, gunakan nalarmu. Tetapi untuk berinteraksi dengan orang lain, gunakan HATImu!
Orang yang kehilangan uang, akan kehilangan banyak, orang yang kehilangan teman, akan kehilangan lebih banyak!
Tapi orang yang kehilangan keyakinan, akan kehilangan semuanya!!!

Tuhan menjamin akan memberikan kepada setiap hewan makanan bagi mereka, tetapi DIA tidak melemparkan makanan itu ke dalam sarang mereka, hewan itu tetap harus BERIKHTIAR untuk bisa mendapatkannya.

Orang-orang muda yang 'cantik' adalah hasil kerja alam, tetapi orang-orang tua yang 'cantik' adalah hasil karya seni. Belajarlah dari PENGALAMAN MEREKA, karena engkau tidak dapat hidup cukup lama untuk bisa mendapatkan semua itu dari pengalaman dirimu sendiri



Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda, tersenyumlah dengan HATI-mu mulai hari ini, rasakan orang2 di sekitarmu..., indah & bahagia itu yang akan anda rasakan.

sumber:  http://putraunj.blogspot.com/2009/11/tersenyum-dengan-hati-kisah-bermakna.html

Kenapa Harus Melihat Luarnya (kisah bermakna)

Jessica Chandra adalah anggota baru di sanggar tari. Wanita mungil itu selalu terlihat lincah dan riang, gayanya luwes, senyumnya ramah. Tidak banyak yang mengetahui usianya sudah berkepala tiga, sepintas gayanya lebih mirip mahasiswi daripada seorang Ibu beranak satu.

Minggu lalu Jessica terlambat, dia tidak ingin kejadian itu terulang lagi. Setelah sepeda motor bututnya diparkirkan, dengan langkah tergesa-gesa Jessica langsung menuju meja resepsionis, masih seperti biasa, senyum lebar selalu menyungging di bibirnya, lalu dia menyodorkan kartu keanggotaan untuk diabsensi.

Jessica baru menyadari air botol minum di kantong samping ranselnya kosong, ternyata dia lupa mengisi ulang botol minumnya karena tergesa-gesa. Jessica mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan, mencari air dispenser. Dalam benaknya, disanggar tari sebesar itu pasti ada air dispenser yang disediakan untuk para member.

Dengan rasa sungkan dan ragu, Jessica bertanya kepada resepsionis apakah
ia boleh meminta botol air minumnya diisi kembali.
"Oh, boleh" jawab resepsionis.
Dipanggillah seorang pelayan dapur

"Maaf, mbak. Saya lupa mengisi air minum, boleh tolong diisikan ?" Tanya Jessica

Jessica lalu memberikan botol minum berukuran 500 cc itu kepada pelayan
dapur. Pelayan dapur agak ragu menerima botol minum tersebut. Dengan gelisah ia masih berdiri di sana, seakan-akan menunggu persetujuan dari seseorang. Jessica sedikit heran. Keengganan itu terlihat begitu jelas.

Kemudian datanglah seorang wanita paruh baya. Entah siapa dia, tapi Jessica sering melihatnya di kafe lantai bawah. Mungkin pemilik sanggar tebaknya. Jessica merasa tidak enak dengan tatapan tajam dari mata wanita itu. Pelayan dapur agak gugup menjelaskan maksudku kepada wanita tersebut.

"Mbak ini minta air minum," kata pelayan kepada wanita tua.
Wanita tua dengan sorot tidak bersahabat berkata :
"Kenapa tidak beli saja air mineral, dek ? Kami ada menjualnya di sini."

Jessica menangkap pesan penolakan. Dia tau wanita itu enggan mengisikan air
minumnya.

"Oh, gak boleh ya. Kalo gitu gak papa kok."

Senyum Jessica sedikit agak dipaksa. Dia mengambil kembali botol minumnya dari tangan pelayan dapur dan segera bergegas melangkah ke lantai dua. Meski sedikit kecewa, Jessica menghibur diri bahwa dia tidak akan mati dehidrasi saat latihan.

Sementara di lantai bawah, masih terdengar debat kecil antara wanita tua itu dengan resepsionis. Jessica tidak lagi memperdulikan. Dia hanya ingin latihan hari itu segera usai.

Hari berikutnya, Jessica masih rutin mengikuti latihan seperti biasanya. Meski ada rasa tidak enak, Jessica tetap santun menundukkan kepalanya sambil tersenyum kepada wanita tua itu ketika menyapanya. Jessica sama sekali tidak pernah menceritakan kejadian itu pada siapapun. Yang pasti sejak itu, Jessica sangat memperhatikan botol air minumnya.


Suatu sore, Jessica tidak mengendarai sepeda motor bututnya. Suaminya berjanji akan menjemputnya. Hujan mengguyur deras sekali. Usai latihan, Jessica segera turun. Dia melihat hidangan mie goreng dan nasi goreng di meja.
Malam itu adalah perayaan tahun pertama berdirinya sanggar tari. Wanita tua itu terlihat sibuk melayani para member lainnya. Mengajak mereka makan. Banyak yang menolak halus, mungkin takut gemuk, mungkin juga ingin segera pulang. Jessica pun menolak halus ketika ditawarkan. Makan terburu-buru bukan kebiasaannya. Lagipula, dia tidak ingin suaminya menunggu lama.

Jessica mengecek HP-nya, ternyata sms dari suaminya mengabari terlambat menjemput. Jessica masih berdiri di luar dan menunggu di sana. Tiba-tiba wanita tua itu telah di sampingnya.

"Kamu lagi menunggu seseorang ?"
"Iya. Suamiku"
"Suami ? Saya pikir kamu masih mahasiswi."
Jessica tertawa. "Aku sudah 35 tahun."
"Menikah muda ya ?"
"28".

Jessica tidak tau pasti apakah umur segitu termasuk menikah muda.

"Bukankah kamu yang biasanya mengendarai sepeda motor ?" tanya lagi
wanita itu

Tentu saja mudah dikenali. Karena Jessica satu-satunya wanita yang
mengendarai sepeda motor ke sanggar. Kebanyakan member yang lain
mengendarai mobil, sebagian lagi didrop oleh supir.

"Iya. Hari ini dijemput suami, jadi aku gak bawa motor."
"Oh, itu dia jemputanku" Jessica menunjuk pada sebuah mobil Mercedes
hitam mengkilap seri terbaru yang berhenti pas di tempatnya menunggu.
"Bukankah Itu mobil Bapak Ardiansyah ?" tanya wanita tua penuh rasa
penasaran.
"Iya, Ardiansyah adalah suamiku."

Wanita itu terkejut. Tatapannya masih tidak percaya ketika melihat Jessica melambaikan tangan dan menembus hujan masuk ke dalam mobil.

Mobil itu telah lama berlalu, tapi wanita tua masih berdiri sana, melongo. Ketika memori membawanya kembali pada kejadian air minum itu, rasa malu menghantam keras hatinya. Tiba-tiba dunia terasa gelap.

Bapak Ardiansyah!, Dia adalah sponsor utama yang selalu mendukung kegiatan sanggar tarinya. "Oh, tidak ."


Sahabat, Kita sering menganggap diri kita adalah orang baik. Tapi ketika Kita dihadapkan pada bungkus luar dari apa yang mereka pakai, dari kendaraan yang digunakan, begitu gampangnya sikap hati kita berubah.

Bila 'bungkus luar' itu bagus, kita cenderung 'mengangkat tinggi-tinggi' Orang tersebut. Sebaliknya bila 'bungkus luar' jelek, kita lalu menjengkalnya, menyepelekan mereka.. Senyum kita jadi palsu. Kebaikan hati kita jadi basa-basi.

Hendaknya di dalam hidup ini, kita juga tidak memandang 'bungkus luar' dari
tiap-tiap orang yang kita kenal ataupun tidak…

sumber: http://putraunj.blogspot.com/2009/11/kenapa-harus-melihat-luarnya-kisah.html